Secara Bahasa sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul  dari hasil pergaulan sekelompok. Norma kesopanan, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda diberbagai tempat, lingkungan, atau waktu.

Secara istilah Sopan santun adalah suatu sikap atau tingkah laku yang ramah terhadap orang lain, sopan santun juga dapat dipandang oleh suatu masyarakat mungkin sebaliknya masyarakat juga dapat di pandang oleh masyarakat lain atau kekerabatan/persanakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sopan santun adalah budi pekerti yang baik, tata krama, peradaban, kesusilaan, dalam pergaulan sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat

Perkembangan teknologi menjadi kita dengan mudah berkomunikasi satu sama lain sebagai sesama makhluk sosial, namun sering kali dengan kemajuan teknologi kita lupa untuk menjaga sopan santun dan tata krama dalam pergaulan.

contoh dalam perilaku bermedia sosial terkadang kita lupa bahwa lawan bicara kita lebih tua atau bahkan guru kita sendiri sehingga kita hanya menyebutkan mereka dengan tag / # saja tanpa embel embel derajat lawan bicara seperti bapak/ibu/mas dll. oleh karenanya kita tetap harus menjaga keluhuran akal kita dalam berkomunikasi baik di media sosial ataupun di dunia nyata.

manusia adalah hayawanun nathiq (makhluk nidup yang berakal) maka pada saat sifat nâthiq itu hilang dari diri manusia ia tidak lagi bisa disebut manusia yang tersisa hanyalah sifat hewaninya.

Pada dasarnya setiap kali akal seseorang meningkat maka meningkat pula adab dan sopan santunnya, sehingga dia akan mengetahui kapan seharusnya melakukan suatu perbuatan dan kapan tidak harus melakukannya. Dari sini jelaslah bahwa adab buruk menunjukkan pada ketiadaaan akal, atau dengan kata lain adab buruk adalah perbuatan binatang, sedang adab baik adalah perbuatan manusia.

Islam juga menganjurkan agar dalam bergaul dengan orang lain hendaknya disertai dengan penghormatan dan sopan santun, baik dengan individu ataupun kelompok.

Berikut beberapa hadits dari para Imam Ma’sumin yang berkaitan dengan tema ini;

قال الإمام علي (ع): الآدَابُ حُلُلٌ مُجَدَّدَةٌ

Imam Ali as. berkata: “Sopan santun adalah pakaian penghias yang terus-menerus baru.”(1)

Beliau juga berkata dalam kesempatan lain:

الأَدَبُ يُغْنِيْ عَنِ الْحَسَبِ

“Kesantunan/tata-krama mencukupkan (kita) dari kedudukan (kehormatan) sosial.” (2)

Dalam hadis lain dari Imam as-Shadiq as. berkata:

خَمْسٌ مَنْ لَمْ تَكُنْ فِيْهِ لَمْ يَكُنْ كَثِيْرٌ فِيْهِ مُسْتَمْتِعٌ : الدِّيْنُ وَالْعَقْلُ وَالْحَيَاءُ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الأَدَبِ

“Lima hal yang jika tidak ada dalam diri seseorang maka ia tidak akan memiliki banyak peminat: agama, akal, rasa malu, budi pekerti dan kesopanan.”(3)

Karenanya jika kita membaca sejarah kehidupan pemimpin-pemimpin Islam akan kita temukan bahwa mereka semua menjaga akhlak dan sopan santun bahkan kepada orang-orang biasa, dan pada dasarnya agama Iislam adalah kombinasi dari berbagai adab (sopan santun) yakni sopan santun di hadapan Allah, sopan santun di hadapan Rasulullah saw dan para Imam maksum as., sopan santun di hadapan guru, serta sopan santun di hadapan orang tua, orang alim dan pemikir.

 

Imam Abdullah bin Mubarak Rahimahullah juga mengatakan: “Adab itu 2/3 (dua per tiga) ilmu.” (4)

Al-Khatib al-Baghdadi Rahimahullah berkata dalam kitabnya:“Selayaknya seorang penuntut ilmu dan hadits berbeda dalam semua urusannya (amal dan akhlaknya) dari cara dan perbuatan orang-orang awam. Seorang penuntut ilmu dan hadits harus berusaha melaksanakan sunnah atas dirinya, karena Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

‘Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.’ (QS. Al-Ahzab: 21).”(5)

 

Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Rujukan:

  1. Buku “Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga” karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Hafizhahullah, halaman 130-131.
  2. https://kajiantafsirsyiah.wordpress.com/2015/06/26/tafsir-surah-al-hujurat-4-relasi-antara-sopan-santun-dan-akal/

Footnote:

1)Nahjul balaghah, al-Kalimat al-Qishar, al-kalimat 5

2)Biharul Anwar, juz 75 hal. 68

3) Biharul Anwar, juz 75 hal. 67

4)Min Hadyis Salaf fii Thalabil ‘Ilmi halaman 23.

5)Al-Jaami’ li Akhlaaqir Raawi wa Adaabis Saami’ (I/142).